Fransiska Ari Wahyu - detikinet
Ilustrasi (Ist.)
Perhitungan tersebut dilakukan oleh lembaga keamanan McAfee yang menyoroti aksi penjahat cyber termasuk pelaku pencurian dan pembobolan data sepanjang 2008 lalu.
Survei ini melibatkan sekitar 800 chief information officer (CIO) yang berasal dari sejumlah negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Jepang, China, India, Brazil hingga Uni Emirat Arab.
Dikutip detikINET dari Techchuck, Jumat (30/1/2009), para responden memperkirakan perusahaannya telah kehilangan data berharga senilai US$ 4,6 miliar. Selain itu mereka harus menambah biaya sekitar US$ 600 juta untuk perbaikan kerusakan yang disebabkan serangan dedemit maya ini.
Dalam laporan berjudul 'Unsecured Economies: Protecting Vital Information' itu juga disebutkan bahwa perusahaan di negara-negara berkembang menghabiskan dana lebih banyak untuk melindungi kekayaan intelektualnya dibanding perusahaan di negara barat.
0 komentar:
Posting Komentar